Waspada Penculikan Anak: Fakta yang Dibungkus Hoax, Benarkah? (Beropini yuk!)
Assalamualaikum wr wb~
Jadi ceritanya dapet record suara orang yang ngabari tentang percobaan
penculikan di sekolah. Info ini dapetnya dari si Popeye alias si dad nya para
superhero beberapa hari lalu. Agak skeptis sih dapet ginian, walopun awalnya cemas juga
karna kadang si abang Spiderman nunggu depan pagar sekolah kalo kelamaan
nunggu. Si emak yang kebanyakan job ini juga bisa lelet banget jemput doi. Sadar
sih emang, sesadar sadarnya.
owner is Emak Berdaster |
Seorang emak pasti ngerti lah perasaan was was ato cemas. Apalagi
kalo si anak biasanya pergi ngaji ato main kadang lupa waktu. Dicari – cari taunya
mainnya jauh banget. Gini nih perasaan orang tua kita yang dulunya suka lupa
diri main ama temen.
Actualy berita macam gini udah dari dulu – dulu. Jadi ceritanya
kaya diulang – ulang doank gitu. Bahkan setelah info beredar luas, endingnya
pasti dikatain hoax. Sadar gak sih? Seolah – olah kita para ibu – ibu macam
ditenangin dengan info bullshit. Cuman gak pengen cerita ini semakin tersebar
luas ke penjuru pulau. So para ibu bisa sedikit tenang meninggalkan anak – anak
mereka bermain kesana kemari, n bisa sedikit telat jemput mereka di sekolah.
Setelah cari – cari info mengenai berita viral ini, n dapet
penjelasan bahwa ternyata hoax aku malah sedikit sengit ama suami. Bilangin
kalo berita ini cuman hoax doank, gak ada kasus penculikan yang seperti tersebar
sekarang.
Tapi ternyata setelah aku bikin status whatsapp, salah satu
temen yang anaknya kebetulan sekolahnya diberitakan percobaan penculikan
membenarkan, aku langsung syok.
Ohh, gini ya ternyata jalan cerita dunia. Ada oknum – oknum yang
ditugaskan untuk menyebarkan fakta ini seolah – olah hoax. Jadi ceritanya
maling teriak maling lah. Mereka yang ngelakuin, eh mereka juga yang bilang
bahwa kejadian tersebut adalah hoax.
TERHIPNOTIS
Agak miris emang ama orang – orang terutama ibu – ibu yang notabene
punya anak. Memerangin berita macam gini dengan bilang hoax. Sadar ato gak
sadar kita seolah – olah digiring untuk percaya bahwa berita itu memanglah
hoax. Bukankah untuk menciptakan satu negara yang bagus masing – masing ada
tugasnya? Beberapa berpencar untuk mengeksekusi, beberapa lainnya ditugaskan
untuk menyebarkan informasi hoax setelah kejadian. Padahal, hoax yang mereka sebarkan
ternyata adalah fakta.
Bayangkan diluar sana ada orang tua yang meratapi kepergian
anaknya yang bagai lenyap tak berbekas? Gimana perasaan mereka kalo kita yang
asyik duduk – duduk santai menunggu kepulangan anak sekolah menyatakan n
menyebarkan bahwa berita tersebut adalah hoax? Bayangin gimana sakit hatinya
mereka. Orang tua yang tengah mencari sosok anaknya adalah orang yang ingin
mencari dukungan n bantuan kita. Kalo kita gak sanggup nolongin, setidaknya
jangan sebar bahwa berita tersebut adalah hoax. Cukup diam n pantau. Toh aku
juga sedikit mengingatkan kepada ibu – ibu yang terlena dengan anak – anak mereka
yang mulai beranjak besar.
Manusia jaman sekarang emang mudah banget terhipnotis n
tertipu. Mereka seolah lupa berita besar beberapa tahun silam yang menggegerkan
Indonesia. Seorang anak hilang diculik n ditemukan setelahnya dalam keadaan
mengenaskan: organ dalam tubuh hilang.
Kalian gak mikir bahwa kejadian kayak gini adalah perlakuan
orang – orang elit yang emang punya kuasa? Yang jelas mereka punya bawahan yang
siap bergerak jika ada orang – orang yang percaya dengan kasus penculikan itu. Mereka
siap pasang badan hanya untuk menyebarkan bahwa fakta di lapangan seratus
persen hoax.
Wow. Teori konspirasi yang mencengangkan ya. Hahaha.
Trus gimana kasus beberapa minggu belakangan ini. Dua orang
anak di bawah umur yang tega menculik seorang anak berumur 11 tahun n
membunuhnya. Motif terbesar mereka adalah ingin menjual organ tubuh, tapi
bingung mau jual kemana, dikarenakan juga faktor ekonomi yang mendesak. Ya jelas lah mereka nekat karna bayarannya pun gak tanggung
– tanggung. Satu anak, lima milyar. Pernah lihat foto potongan judul surat
kabar ini? Sapa yang gak tergiur, coba?
Untuk melakukan aksi penculikan ini mereka tentu gak bisa
melakukannya terlalu sering. Ofcourse bakalan terlalu beresiko lah. Bahkan mereka mencari korban yang notabene di desa –
desa agak terpencil. Parahnya lagi setelah kita terlena akan berita hoax tersebut
n mulai tenang kembali, samar – samar para eksekutor mengendap mencari para
korban selanjutnya. Diam – diam memilih...
Jadi stop menyebarluaskan berita ini adalah hoax. Agak miris sih juga setelah kasus percobaan penculikan ini viral ya ujung - ujungnya dibilangin hoax. Selalu gitu. Malahan ada yang sebelumnya share kasus gini di ehh, tiba - tiba langsung dihapus, karna takut dibilang hoax. Please, stop. Jangan takut untuk nyebarin. Sebagai orang tua yang punya hati nurani sudah sewajarnya kita saling mengingatkan, bukan nakutin. Kita gak tau cerita dibalik info yang sudah tersebar ini, bukan?
ini dapet dari grup perumahan sendiri |
So, jangan berhenti mengingatkan anak – anak, saudara kita untuk selalu waspada. Mengingat kita sebagai orang tua gak bisa selalu 24 jam memantau keadaan mereka. Setidaknya bekali mereka dengan pengetahuan untuk melawan n berteriak minta tolong.
SUMTIMES STAY AT HOME IS THE RIGHT PLACE
Mungkin tetangga yang tinggal didekatku beranggapan bahwa aku
adalah tipe orang tua otoriter. Gak membolehkan anak – anakku bermain diluar
rumah n berinteraksi dengan temen – temen sebayanya. Well, sebagai manusia
biasa aku gak bisa mengendalikan opini liar mereka. Tapi berada di rumah sambil
memantau anak – anak adalah cara yang terbaik untuk saat ini menurutku. iya,
gak semuanya baik. Tapi dengan keadaan dunia seperti sekarang, jelas aku gak
bisa membebaskan mereka berkeliaran, kayak anak – anak tetanggaku yang sampe
malam pun mereka masih asyik bermain diluar rumah.
Kadang manusia punya keyakinan seratus persen akan keadaan
masa depan. Sedikit melepaskan anak – anak mereka. Menganggap mereka sudah
besar n cukup berani untuk menolak kejadian negative nantinya. Tapi sadar gak
sih, semakin tua dunia ini semakin canggih n modern juga kehidupannya? Ofcourse
mereka semakin pintar untuk menarik calon korban. Berbagai cara pasti bakalan
dilakuin. Ato tanpa sepengetahuan kalian, mereka ternyata memilih para eksekutor
alias para penculiknya dari orang – orang yang kalian kenal. Mengiming – imingi
rekening bakalan gendut sampe bertahun – tahun lamanya.
Selayaknya manusia, aku juga bebas beropini liar n
berkonspirasi, right? Tapi setidaknya opini yang kubeberin berdasarkan berita –
berita yang udah terjadi. Jangan langsung judge aku nyebarin hoax serta menakut
– nakuti para ibu. No, big NO. Aku cuman sekadar mengingatkan bahwa terkadang
kenyamanan kita tidak selamanya menghampiri. Sapa yang bisa menjamin masa yang
akan datang, kecuali sang Pemilik segalanya?
Makanya aku bisa bilang bahwa untuk saat ini rumah adalah
tempat teraman. Walopun aku gak menjamin sampe kapan aman itu, karna hanya
Allah swt lah yang mengetahui masa depan.
N diluar negeri macam Amerika Serikat sana juga gak pernah keliatan
anak – anak yang main diluar rumah. Pernah lihat? Sesuai pendapatan bulanan n
pengeluaran, mereka lebih milih untuk cari rumah besar n punya halaman belakang
rumah yang luas. Jadi anak – anak mereka bisa aman n nyaman bermain di
lingkungan rumah sambil terus dipantau. Bahkan mereka pun rela beliin mainan
berbagai macam asal sang anak betah di rumah. Coba deh cek video di bawah ini.
Hal ini dikarenakan diluar sana terlalu banyak orang – orang random.
Random dalam artian kelakuannya. Apalagi senjata api emang dilegalkan disana, guys.
Bahkan kejadian beberapa tahun silam yang belakangan viral lagi. Menampilkan
seorang wanita menembak terdakwa di persidangan. Ibu ini nekat karna anaknya disiksa
n akhirnya dibunuh oleh seorang berperilaku menyimpang alias kaum Pelangi. Selengkapnya
coba deh kalian lihat ini lagi.
Guys, jangan ikut latah bilangin bahwa kasus macam gini adalah hoax. Nyatanya kita gak ada sama sekali di tempat kejadian, bukan? Gak lihat secara langsung, bukan? Taunya juga dari omongan - omongan yang rumusnya adalah "katanya si inih, katanya si ituh". Kalo kalian gak bisa mecahin masalah, setidaknya diam. Diam lebih baik daripada ikut ngompor - ngomporin, trus ujungnya malah saling sindir - sindiran. Childish banget alias kekanak - kanakkan, guys.
Lagian juga di tahun 90-an kasus macam beginian udah sering banget terdengar. Dulu ceritanya cuman sekadar nakut - nakutin kita yang sering banget main di luar rumah sampe mo magrib. Apalagi dulu masih belum ada gadget, jadi anak - anak 90an sering banget melalang buana kemana - mana sambil naik sepeda ato jalan kaki bareng temen - temen. N hanya Allah yang tau cerita itu bener apa gak. Jika dipikir - pikir asal mula orang yang nyebarin cerita ini terinspirasi dari mana kalo gak dari kejadian nyata ato hanya dongeng belaka.
Tapi mudah - mudahan aja gak ada kejadian percobaan penculikan lagi ya di tempat kita.
Eits, jangan kasih kesimpulan penjelasan emak ini nakut - nakutin yakk. Saling mengingatkan bagus lho. Jangan terlalu nyaman ketika anak udah mulai mandiri. Terkadang yang nyaman itu bisa nyakitin tiba - tiba *ehh.
Yuk ahh jangan baperan!
Assalamualaikuuuummm *ciumonline
0 comments
Leave a comment here n let's be friend :)
(follow for follow)