Kejadian gempa dan tsunami di Donggala, Palu beberapa hari yang lalu tiba - tiba menyadarkan aku bahwa semua yang kamu miliki di dunia ini pasti tidak berarti apa - apa. Harta yang berlimpah, mobil mewah, rumah megah, kecantikan n kesombongan yang selalu diumbar - umbar di tengah orang banyak ternyata bisa hilang sekejap ketika Allah menghendaki. Hanya amal saleh yang mampu menarikmu dari kobaran api neraka.

Malam kemarin ketika akan tidur aku langsung kebayang suasana gempa. Membayangkan gimana bila kamu dalam posisi mereka. Dikepung bencana yang siap melahap kamu dalam sekejap. Bahkan yang kasiannya lagi ketika mereka terkubur hidup - hidup tanpa belum sempat berjuang untuk menolong diri sendiri atau keluarganya. Semuanya habis dalam hitungan menit atau bahkan detik. Rasanya gak sanggup kalo aku dalam posisi begitu, guys. Berjuang tapi beberapa detik kemudian sadar bahwa perjuangan yang dilakukan pada akhirnya akan sia - sia. Pasrah dan memohon ampun pada yang Maha Kuasa pun adalah kalimat terakhir yang bisa terucap dari bibir pucat.

Ada sebuah video yang menampilkan seorang ibu sambil menggendong bayinya yang masih berumur beberapa minggu. Sumpah, air mataku tiba - tiba ngalir begitu aja. Aku juga seorang ibu, pastilah panik harus kemana lagi demi menyelamatkan si buah hati. Gak papa dia mati asalkan anaknya tetap selamat. Tapi lagi - lagi pikiran lain menyadarkan bahwa semua jalan sudah tertutup, gak ada celah untuk bisa selamat; bagi dirinya n bayinya. Walaupun harapan untuk bisa ngelihat ataupun mendengar kabar ibu n bayinya itu selamat sudah pupus, tapi aku berdoa mudah - mudahan mereka di tempatkan yang benar - benar indah disana.

Amin.