Mengatasi Rasa Cemas
Kok smsku gak dibalas yak? Jangan2 sengaja nih gak
dibalas gara2 aku ngamuk gak dibeliin Hammer? Ato jangan2 lagi makanin ikan hiu
di kolam renang? Ahh, gak mungkin! Ikan hiunya kan sekarang udah dipindahin ke
sungai Mahakam. Trus, kenapa gak dibalas yakk? Hmm..jangan2 ada main nih.. Main
sama cewek tetangga sebelah? Ahh,gak mungkin! Tetangga sebelah kan gak punya
anak cewek. Ohh, aku baru ingat. Ternyata
yang cewek itu anjingnya tetangga sebelah..
search by google |
Pernah donk yakk ngerasa cemas kaya gini? Apalagi
klo sms / telpon / email / chatingan di facebook dll gak dibales2 sama pasangan
tersayang. Kenapa? Yaah, mana aku tahu kleee.. Nahh, makanya sekarang aku
pengen bagi2 info buat kalian. Cara melibas rasa cemas. Sebenarnya sih aku juga
dapat info ini dari majalah langgangan kesayangan kakak cewek aku yang udah
jadul banget.
Tahu majalah ANITA gak? Itu loh majalah remaja yang pertama kali terbit tahun 1978, digagas oleh almarhum Risman Hafil dan akhirnya harus "check out" pada pertengahan 1990-an. Isinya keren
abizzzz. Ada cerpen (cerita pendek), cerber (cerita bersambung), cermin (cerita
mini), cermis (cerita misteri), info2 artis, tips, zodiac de el el. Tapi di
majalah ini ada keunikannya tersindiri looh. Mereka lebih menekankan karya
tulis anak remaja, guys. Jadi, klo kalian punya bakat nulis2 ato ngarang cerita
tapi yang remaja looh, bisa dikirim kesini. Sayangnya sekarang majalah ini udah
gak jalan lagi... Yahh, padahal kan aku juga pengen kirim karya
ilmiahkuuuuuuu..:’(
Nahh,
sekarang aku mau bagi2 info niiih..
Disimak
yakkk..:D
a.
Aneka Sebab
Kecemasan memang ditimbulkan oleh aneka sebab.
Karena kegagalan2 di masa lalu misalnya, orang bisa cemas. Bisa trauma alias
takut hal serupa terjadi lagi. Ato bisa juga karena sebab mencemaskan masa
depan. Seperti mau jadi apa, mau sekolah di mana, ntar klo punya pacar takutnya
gak dapat yang punya hammer (klo ini murni aku yang nambahin lo yakk :D) dan
sebagainya.
Pernah gagal ketika ikut seleksi AFS (American Field
Service), AFI, Indonesian Idol, X Factor, lembaga pertukaran siswa antar bangsa
misalnya, bisa mengendurkan semangat ikut seleksi pada event2 lain. Ini sangat
mungkin terjadi, karena biasanya kegagalan menjadi tolak ukur keberhasilan
seseorang.”Kayaknya gue gak bakal menang klo ikut lomba itu deh. Mendingan gue
ikut lomba makan krupuk aja. Soalnya kan aku paling cepet makannya.” Banyak
keluhan pesimistis begitu yang kerap kita dengar.
Sesungguhnya, ajang apa pun namanya, membuka
kesempatan pada setiap orang. Persoalannya adalah mampu ato gak kita
memenangkannya. Memang, banyak faktor agar bisa keluar sebagai pemenang. Antara
lain, faktor kemampuan dan keberuntungan ato faktor dukun (Jjjiiiaaahh..jangan
ditiru yakk :D). Kemampuan menjadi tolak ukur keberhasilan itu sendiri, sedang
keberuntungan sendiri sesungguhnya gak bisa kita andalkan. Ia lebih menyerupai
‘keajaiban’.
Kecemasan datang seiring dengan persoalan yang ada.
Rasa cemas yang dialamin kaya di atas tuh mungkin Cuma sedikit dari sekian
banyak kecemasan.
b.
Perlindungan
Kita memang perlu melindungi diri dari hal-hal yang
bakal mencemaskan. Caranya, gak lain dengan memperkuat diri dari dalam. Yakni
membiasakan sifat mandiri alias gak tergantung sama orang lain, membekali diri
dengan pengetahuan, memupuk rasa percaya diri, dan bertanggung jawab.
Belajar mandiri itu penting untuk masa depan. Ketika
ortu ingin menyekolahkan kamu ke luar kota ato luar negeri sekali pun, yang
harus ditanamkan pertama kali adalah sikap ingin mandiri.
Mandiri memang gak mutlak berarti melakukan apa2
sendiri. Tentu aja disesuaikan dengan kapasitas dan keberadaan kita. Paling
gak, bisa menyelesaikan urusan yang berhubungan dengan diri, baik itu masalah
sekolah, pakaian, makanan, atopun persoalan pribadi – itu sudah termasuk
mandiri. Apalagi yang sambil sekolah bisa mengembangkan kreativitas dari bakat
yang dimiliki. Entah itu bakat menulis, melukis, jadi model, pemain film de el
el.
Klo sudah mandiri otomatis bertanggung jawab pada
diri sendiri. Tinggal bagaimana kita bisa menambah wawasan dan memupuk rasa
percaya diri. Semua ini penting untuk melindungi kita klo lagi diserang
kekhawatiran ato kecemasan. Klo kita sudah pinter, punya rasa percaya diri yang
tinggi – so pasti gak mudah terpengaruh hal2 yang mencemaskan. Karena, pikiran
sehat bisa lebih berperan daripada emosi.
Cara lain
Klo kecemasan sudah terlanjur menghimpit benakmu,
gak usah putus asa dulu. Masih banyak cara untuk menghindari ato paling gak, mengurangi secara perlahan-lahan.
1.
Berdoa kepada Tuhan
Nahh, yang ini apalagi.
Berdoalah sama yang di Atas. Insya Allah ada jalan keluarnya, karena Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
2.
Cerita ke temen
Cerita
ke temen ato bahkan menuliskan kecemasan2 ke diarymu, sesungguhnya bisa
membantu menetralisir suasana. Dengan bercerita aja, sesungguhnya beban kecemasan
sudah berkurang. Apalagi, sang teman bisa membantu memberi jalan alternatif
untuk keluar dari persoalan yang kita hadapi. Sedangkan, menuliskan ke diary
semata-mata hanya untuk mengeluarkan emosi tanpa adanya timbal balik. Tapi itu
pun tanpa kita sadari, sudah lebih dari sekadar membantu.
3.
Jangan Anggap Beban
Klo
mau cuek dan gak mau direcoki dengan hal2 yang berbau kecemasan, cara yang
paling efektif adalah jangan sekali-kali menganggap kecemasan sebagai beban.
Toh, yang dicemaskan memang bakal terjadi. Terjadi-terjadi aja. Hadapi aja apa
pun akibatnya. Yang penting gak dibebani rasa cemas duluan. Sekarang urusan
sekarang, nanti urusan nanti. Gitu aja! Damai dunia! Klo tugas belum dikerjain,
yakk udah! Itu kan kerjaan nanti. Trus klo pacar marah gara2 kita ketahuan
jalan sama orang lain, udahh itu kan juga masalah nanti. Hahahah.. klo yang ne
jangan ditiru yakk.. Harus tanggung jawab donk! :D
4.
Susun Strategi
Kecemasan
apa pun bentuknya, salah satu ato bahkan beberapa di antaranya – pernah kita
alami. Pasti donk, yang sudah kita alami itu tahu gimana jalan pemecahannya?
Klo kebetulan yang dicemaskan itu persoalan baru sama sekali, kita bisa susun
strategi lama dengan ‘bumbu’ baru. Klo masih gak bisa juga, minta bantuan ke
ortu, guru, kepala sekolah, ketua erte, ketua erwe ato camat skalian. Biar
mereka tahu klo kam lagi cemas. Ajak mereka berdiskusi untuk menyusun strategi
melawan kecemasan.
So, masih ngerasa
cemas?:D
0 comments
Leave a comment here n let's be friend :)
(follow for follow)